Kamis, 07 Januari 2016

Indonesia Untung Karena Harga Minyak Rendah

Katadata – Prof Hamilton, menurut saya, tidak perlu berkecil hati. Para investment banker pun lebih sering meleset ketika memprediksi harga minyak, bahkan dalam jangka sangat pendek sekali pun (per kuartal) dan mereka tidak pernah kapok. The Wall Street Journal mengumpulkan prediksi satu kuartal ke depan dari para investment banker kelas Harga Minyak Rendah dunia ini. Mereka yaitu Standard Chartered, ING bank, Commerzbank, Deutsche Bank, UBS, Barclays, Societe Generale, Bank of America, Merrill Lynch, dan Morgan Stanley. Pada kuartal kedua 2015, mereka diminta menebak harga minyak di kuartal ketiga 2015. Pada saat itu tren harga minyak recover dari US$ 40 per barel ke sekitar


US$ 60. Berapa di kuartal ketiga 2015? Range prediksi antara US$ 50 – 75 per barel. Kita tahu di Q3 harga minyak terjun kembali ke level US$ 40 per barel dan tidak berhasil mencapai US$ 50 per barel. Singkatnya: semua prediksi salah. OPEC memperkirakan harga minyak ke depan naik US$ 5 per barel, tahun depan (2016) diasumsikan US$ Katadata 60 dan di 2020 mencapai US$ 80. Pada dasarnya OPEC tidak menggunakan kata prediksi, lebih senang menyebut angka-angka tersebut sebagai asumsi yang mereka buat dalam publikasi world oil outlook yang baru dikeluarkan minggu lalu (23 Desember 2015).



Indonesia Untung Karena Harga Minyak Rendah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar