Katadata – Sentimen negatif dari kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga Fed rate masih akan membayangi arah pergerakan mata uang dunia tahun depan. Kebijakan pertama kalinya dalam hampir 10 tahun terakhir, yang akhirnya direalisasikan medio Desember lalu tersebut, akan terus berlanjut tahun 2016 sejalan dengan perbaikan ekonomi kinerja rupiah AS. Hal ini bisa kian memicu hengkangnya dana (capital outflow) investor dari negara-negara di pasar berkembang alias emerging market ke AS, sehingga kian memperkuat dolar AS. Ditambah lagi faktor penurunan harga komoditas, yang ditandai anjloknya harga minyak mentah, diperkirakan akan terus berlanjut tahun depan. Meski mayoritas mata uang dunia bakal
melemah terhadap dolar AS pada 2016, pelemahan rupiah diramalkan yang paling dalam di kawasan Asia. Bloomberg mencatat, rupiah sempat anjlok paling rendah di antara mata uang utama Asia pada tahun 2012 dan 2013, yaitu masing-masing 5,9 persen dan 21 persen. Namun, dua tahun terakhir, posisi tersebut digantikan oleh ringgit Malaysia. Per Senin ini (28/12), ringgit selama tahun ini sudah melemah 23,13 persen terhadap dolar AS.
Rupiah Tahun 2016 Diperkirakan Anjlok Lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar