Rabu, 29 Juli 2015

Hati-Hati Jangan Sampai Berlagak Orang Kaya

Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Itu guyonan lama yang masih relevan hingga kini. Siapa, coba, yang tak kepingin hidup (dan mati) senikmat itu? Menjadi kaya boleh jadi merupakan mimpi standar orang dewasa. Bayangkan tinggal di rumah berlantai marmer impor dari Italia, berendam di bath tub Hati-Hati Jangan Sampai Berlagak Orang Kaya seharga ratusan juta perak, naik limosin Hummer keliling kota, serta mendapat pelayanan ekstra istimewa dari bank ala Malinda Dee, jelas begitu menggoda. Siapa yang berani menampik anugerah hidup seperti itu? Sayang sekali, menjadi kaya bukan garis hidup otomatis bagi semua orang. Kebanyakan dari kita harus berjuang ekstra keras agar menjadi


kaya. Namun tak semua orang bisa tekun, sabar, dan gigih mengejar mimpi menjadi kaya. Mungkin karena itu pula, banyak orang tergoda untuk kaya secara instan?. Kalau tak menghimpun uang haram sebagai modal menumpuk harta, mereka mengandalkan Hati-Hati Jangan Sampai Berlagak Orang Kaya utang sebagai senjata memupuk kekayaan. Bagi mereka kaya adalah harta. Semakin banyak harta yang mereka kuasai, semakin mereka merasa kaya



Hati-Hati Jangan Sampai Berlagak Orang Kaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar